Internet Assigned Numbers Authority
IANA,
singkatan dari Internet Assigned Numbers Authority adalah sebuah
organisasi yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat yang
mengurusi masalah penetapan parameter protokol internet, seperti
ruang alamat IP, dan Domain Name System (DNS). IANA juga memiliki
otoritas untuk menunjuk organisasi lainnya untuk memberikan blok
alamat IP spesifik kepada pelanggan dan untuk meregistrasikan nama
domain. IANA juga bertindak sebagai otoritas tertinggi untuk mengatur
root DNS yang mengatur basis data pusat informasi DNS, selain
tentunya menetapkan alamat IP untuk sistem-sistem otonom di dalam
jaringan Internet. IANA beroperasi di bawah naungan Internet Society
(ISOC). IANA juga dianggap sebagai bagian dari Internet Architecture
Board (IAB).
IANA
memberikan tanggungjawab dalam mengatur pengaturan ruang alamat IP
dan DNS kepada tiga badan lainnya yang bersifat regional, yakni
sebagai berikut:
American
Registry for Internet Numbers (ARIN), yang bertanggungjawab dalam
menangani wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika bagian
Selatan (sub-Sahara).
Réeseaux
IP Européens (RIPE), yang bertanggungjawab dalam menangani wilayah
Eropa dan Afrika bagian utara (Sahara).
Asia
Pacific Network Information Center (APNIC), yang bertanggungjawab
dalam menangani kawasan Asia dan Australia.
IANA
akan digantikan oleh sebuah badan nonprofit internasional yang
disebut sebagai Internet Corporation for Assigned Names and Numbers
(ICANN), karena meningkatnya penggunaan Internet.
IP
Versi 6
(Internet
Assigned Numbers Authority) yang ditentukan berdasarkan wilayah,
diantaranya adalah
APNIC
(Asia Pacific Network Information Center) yang khusus menangani
request IP address
untuk
wilayah Asia Pasifik, diantaranya wilayah yang dilayani oleh APNIC
adalah Indonesia.
Organisasi
serupa yang menangani kawasan Amerika Utara, Amerika Selatan,
Karibia, dan Afrika
Sub
Sahara adalah ARIN, sedangkan di Eropa, Timur Tengah, dan sebagian
Afrika adalah RIPENCC.
IP
address yang bahasa awamnya bisa disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan/
Internet
memang merupakan komponen vital pada Internet, karena tanpa IP
address sudah pasti
tidak
akan dikenal Internet. Setiap komputer yang terhubung ke Internet
setidaknya harus
memiliki
sebuah IP address pada setiap interfacenya dan IP address sendiri
harus unik karena
tidak
boleh ada komputer/server/perangkat network lainnya yang menggunakan
IP address yang
sama
di Internet. IP address adalah sederetan bilangan binary sepanjang 32
bit, yang dipakai untuk
mengidentifikasi
host pada jaringan. IP address ini diberikan secara unik pada
masing-masing
komputer/host
yang tersambung ke internet. Packet yang membawa data, dimuati IP
address dari
komputer
pengirim data, dan IP address dari komputer yang dituju, kemudian
data tersebut
dikirim
ke jaringan. Packet ini kemudian dikirim dari router ke router dengan
berpedoman pada IP
address
tersebut, menuju ke komputer yang dituju. Seluruh host/komputer yang
tersambung ke
Internet,
dibedakan hanya berdasarkan IP address ini, jadi jelaslah bahwa tidak
boleh terjadi
duplikasi.
Sehingga IP address ini dibagikan oleh beberapa organisasi yang
memiliki otoritas atas
pembagian
IP address tersebut, seperti APNIC (Asia Pacific Network Information
Center).
Pada
IPv4 ada 3 jenis Kelas, tergantung dari besarnya bagian host, yaitu
kelas A (bagian host
sepanjang
24 bit , IP address dapat diberikan pada 16,7 juta host) , kelas B
(bagian host sepanjang
16
bit = 65534 host) dan kelas C (bagian host sepanjang 8 bit = 254 host
). Administrator jaringan
mengajukan
permohonan jenis kelas berdasarkan skala jaringan yang dikelolanya.
Konsep kelas
ini
memiliki keuntungan yaitu : pengelolaan rute informasi tidak
memerlukan seluruh 32 bit
tersebut,
melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga besar
informasi rute yang
disimpan
di router, menjadi kecil. Setelah address jaringan diperoleh, maka
organisasi tersebut
dapat
secara bebas memberikan address bagian host pada masing-masing
hostnya.
Pemberian
alamat dalam internet mengikuti format IP address (RFC 1166). Alamat
ini dinyatakan
dengan
32 bit (bilangan 1 dan 0) yang dibagi atas 4 kelompok (setiap
kelompok terdiri dari 8 bit
atau
oktet) dan tiap kelompok dipisahkan oleh sebuah tanda titik. Untuk
memudahkan pembacaan,
penulisan
alamat dilakukan dengan angka desimal, misalnya 100.3.1.100 yang jika
dinyatakan
dalam
binary menjadi 01100100.00000011.00000001.01100100. Dari 32 bit ini
berarti banyaknya
jumlah
maksimum alamat yang dapat dituliskan adalah 2 pangkat 32, atau
4.294.967.296 alamat.
Format
alamat ini terdiri dari 2 bagian, netid dan hostid. Netid sendiri
menyatakan alamat jaringan
sedangkan
hostid menyatakan alamat lokal (host/router).
Dari
32 bit ini, tidak boleh semuanya angka 0 atau 1 (0.0.0.0 digunakan
untuk jaringan yang tidak
dikenal
dan 255.255.255.255 digunakan untuk broadcast). Dalam penerapannya,
alamat internet
ini
diklasifikasikan ke dalam kelas (A-E).
Alasan
klasifikasi ini antara lain :
♦
Memudahkan sistem pengelolaan dan pengaturan
alamat-alamat.
♦
Memanfaatkan jumlah alamat yang ada secara optimum
(tidak ada alamat yang terlewat).
♦
Memudahkan pengorganisasian jaringan di seluruh dunia
dengan membedakan jaringan
tersebut
termasuk kategori besar, menengah, atau kecil.
♦
Membedakan antara alamat untuk jaringan dan alamat untuk
host/router.
Pada
tabel dibawah dijelaskan mengenai ketersediaan IPv4 berdasarkan data
dari APNIC sampai
akhir
tahun 1999 yang lalu dan total IP yang sudah dialokasikan ke tiap –
tiap negara di Asia
Pasifik..
Keunggulan
IPv6 :
a.
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration
(plug&play)
Address
pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan
secara berurut pada
host.
Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan DHCP
(Dynamic
Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan
fungsi tambahan
saja,
sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis
disediakan secara standar dan
merupakan
defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari
penggunaan
address,
yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
♦
Setting otomatis stateless, pada cara ini tidak perlu
menyediakan server untuk pengelolaan
dan
pembagian IP address, hanya mensetting router saja dimana host yang
telah tersambung
di
jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh
prefix dari address dari
jaringan
tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari
informasi yang
unik
terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan
menjadikannya sebagai IP
address
dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan
antara lain address
MAC
dari jaringan interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik
kemudahan
pengelolaan,
pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan paling sedikit 48 bit
(sebesar
address
MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi
penggunaan address
yang
buruk.
♦
Setting otomatis statefull adalah cara pengelolaan
secara ketat dalam hal range IP address
yang
diberikan pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan
keadaan IP address,
dimana
cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan
setting
secara
otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host
adalah ICMP
(Internet
Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6
ini,
termasuk
pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada
multicast pada
IPv4.
Keamanan
(IP layer privacy and authentication)
Saat
ini metode dengan menggunakan S-HTTP(Secure HTTP) untuk pengiriman
nomor kartu
kredit,
ataupun data pribadi dengan mengenkripsinya, atau mengenkripsi e-mail
dengan PGP
(Pretty
Good Privacy) telah dipakai secara umum. Akan tetapi cara di atas
adalah securiti yang
ditawarkan
oleh aplikasi. Dengan kata lain bila ingin memakai fungsi tersebut
maka kita harus
memakai
aplikasi tersebut. Jika membutuhkan sekuriti pada komunikasi tanpa
tergantung pada
aplikasi
tertentu maka diperlukan fungsi sekuriti pada layer TCP atau IP,
karena IPv4 tidak
mendukung
fungsi sekuriti ini kecuali dipasang suatu aplikasi khusus agar bisa
mendukung
sekuriti.
Dan IPv6 mendukung komunikasi terenkripsi maupun Authentication pada
layer IP.
Dengan
memiliki fungsi sekuriti pada IP itu sendiri, maka dapat dilakukan
hal seperti packet yang
dikirim
dari host tertentu seluruhnya dienkripsi. Pada IPv6 untuk
Authentication dan komunikasi
terenkripsi
memakai header yang diperluas yang disebut AH (Authentication Header)
dan payload
yang
dienkripsi yang disebut ESP (Encapsulating Security Payload). Pada
komunikasi yang
memerlukan
enkripsi kedua atau salah satu header tersebut ditambahkan.
Fungsi
sekuriti yang dipakai pada layer aplikasi, misalnya pada S-HTTP
dipakai SSL sebagai
metode
encripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai metode encripsinya.
Sedangkan
manajemen
kunci memakai cara tertentu pula. Sebaliknya, pada IPv6 tidak
ditetapkan cara tertentu
dalam
metode encripsi dan manajemen kunci. Sehingga menjadi fleksibel dapat
memakai metode
manapun.
Hal ini dikenal sebagai SA (Security Association).
Fungsi
Sekuriti pada IPv6 selain pemakaian pada komunikasi terenkripsi antar
sepasang host,
dapat
pula melakukan komunikasi terenkripsi antar jaringan dengan cara
mengenkripsi packet
oleh
gateway dari 2 jaringan yang melakukan komunikasi tersebut.
Perbaikan
utama lain dari IPv6 adalah:
♦
Streamlined header format and flow identification
♦
Expanded addressing capability
♦
More efficient mobility options
♦
Improved support for options/extensions,
Kegunaan
perbaikan tersebut dimaksudkan agar dapat merespon pertumbuhan
Internet,
meningkatkan
reliability, maupun kemudahan pemakaian.
Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4
menjadi 128 bit.
128
bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan
konsep kelas. Selain itu
juga
dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32
bit dibagi menjadi
masing-masing
8 bit yang dipisah kan dengan "." dan di tuliskan dengan
angka desimal, maka
pada
IPv6, 128 bit tersebut dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang
tiap bagian dipisahkan
dengan
":"dan dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu
diperkenalkan pula struktur bertingkat
agar
pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain
Routing) tabel
routing
diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari
sebuah organisasi.
Address
IPv6 dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
♦
Unicast Address (one-to-one) digunakan untuk komunikasi
satu lawan satu, dengan menunjuk
satu
host.
Pada
Unicast address ini terdiri dari :
*
Global, address yang digunakan misalnya untuk address provider atau
address geografis.
*
Link Local Address adalah address yang dipakai di dalam satu link
saja. Yang dimaksud
link
di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu level.
Address ini
dibuat
secara otomatis oleh host yang belum mendapat address global, terdiri
dari 10+n
bit
prefix yang dimulai dengan "FE80" dan field sepanjang 118-n
bit yang menunjukkan
nomor
host. Link Local Address digunakan pada pemberian IP address secara
otomatis.
Site-local,
address yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di
dalam site
saja.
Address ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut,
namun tidak bisa
mengirimkan
packet dengan tujuan alamat ini di luar dari site tersebut.
Compatible.
*
Multicast (one-to-many) yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan
banyak dengan menunjuk
host
dari group. Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai
kelas D, sedangkan
pada
IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF"
disediakan untuk multicast
Address.
Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk menentukan range
berlakunya.
Kemudian
Blockcast address pada IPv4 yang address bagian hostnya didefinisikan
sebagai
"1",
pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast Address ini. Blockcast
address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh
gateway, sama halnya dengan
multicast
address dipilah berdasarkan range tujuan.
*
Anycast Address, yang menunjuk host dari group, tetapi packet yang
dikirim hanya pada satu
host
saja.Pada address jenis ini, sebuah address diberikan pada beberapa
host, untuk
mendifinisikan
kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim ke address ini, maka
router akan
mengirim
packet tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama.
Dengan kata
lain
pemilik packet menyerahkan pada router tujuan yang paling "cocok"
bagi pengiriman
packet
tersebut. Pemakaian Anycast Address ini misalnya terhadap beberapa
server yang
memberikan
layanan seperti DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast
Address
yang sama pada server-server tersebut, jika ada packet yang dikirim
oleh client ke
address
ini, maka router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan
packet tersebut
ke
server tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi
secara merata.Bagi
Anycast
Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa
host diberikan
sebuah
address yang sama, maka address tersebut dianggap sebagai Anycast
Address.
*
Reserved, digunakan untuk keperluan dimasa yang akan datang.
Struktur
Packet pada IPv6
Dalam
pendesignan header packet ini, diupayakan agar cost/nilai pemrosesan
header menjadi kecil
untuk
mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, address
awal dan akhir
menjadi
dibutuhkan pada setiap packet. Sedangkan pada header IPv4 ketika
packet dipecah-pecah,
ada
field untuk menyimpan urutan antar packet. Namun field tersebut tidak
terpakai ketika packet
tidak
dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama,
yaitu field yang
dibutuhkan
oleh setiap packet disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu
field yang tidak
selalu
diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini
didifinisikan terpisah dari
header
dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header
tambahan hanya jika
diperlukan
diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini
didefinisikan
selain
bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi
sekuriti dan lain-lain.
Header
tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan
beberapa header maka
header
ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir
pada data. Router
hanya
perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga
waktu pemrosesan
menjadi
lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar
membesar dari 20
bytes
menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah
saja.
Label
Alir dan Real Time Process
Header
dari packet pada IPv6 memiliki field label alir (flow-label) yang
digunakan untuk meminta
agar
packet tersebut diberi perlakuan tertentu oleh router saat dalam
pengiriman (pemberian
‘flag’).
Misalnya pada aplikasi multimedia sedapat mungkin ditransfer
secepatnya walaupun
kualitasnya
sedikit berkurang, sedangkan e-mail ataupun WWW lebih memerlukan
sampai dengan
akurat
dari pada sifat real time.
Allokasi
IPv6
Kebijakan
allokasi IPv6:
1.
Regular allocations
♦
Peering dengan ≥ 3 subTLA (Top Level Aggregator) dan
♦
Merencanakan untuk menyediakan pelayanan IPv6 tidak
lebih dari 12 bulan, atau
♦
Mempunyai ≥ 40 SLA (Site Level Aggregator) customer.
2.
Bootstrap
♦
Peering dengan ≥ 3 AS (Autonomous System Number) dan
♦
Merencanakan untuk menyediakan pelayanan IPv6 tidak
lebih dari 12 bulan, atau
♦
Mempunyai ≥ 40 IPv4 customer, atau
♦
Mempunyai kemampuan 6bone experience.
Untuk
mendapatkan allokasi IPv6 dari Asia Pacific Network Information
Center (APNIC), anda
harus
mengirimkan permohonan IPv6 menggunakan form
http://www.apnic.net/apnic-bin/ipv6-
subtla-request.pl,
untuk wilayah Indonesia anda bisa mengirimkan form permohonan IPv6
yang
juga
bisa diambil dari homepage APNIC:
http://www.apnic.net/apnic-bin/ipv6-subtla-request.pl,
kemudian
mengirimkan form tersebut ke ip-request@apjii.or.id, tapi sebelumnya
anda
mendaftarkan
sebagai anggota APJII untuk mendapatkan pelayanan ini.
Saat
ini telah terdapat beberapa vendor yang telah mendukung IPv6,
diantaranya:
3.
IPv6 Ready: 3Com, Epilogue, Ericsson/Telebit, IBM, Hitachi, KAME,
Nortel, Trumpet
4.
Beta Testing: Apple, Cisco, Compaq, HP, Linux community, Sun,
Microsoft
5.
Implementing: Bull, BSDI, FreeBSD, Mentat, NovelL,SGI, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan
data dari 6BONE (http://www.6bone.net) saat ini telah terdapat 200
situs yang
terdapat
di 39 negara yang telah bertarsipasi dalam pengembangan tentang IPv6
ini, dan terdapat
berbagai
lembaga yang turut berpartisipasi mengadakan riset mengenai IPv6 ini,
diantaranya
adalah:
CAIRN, Canarie, CERNET, Chunghawa Telecom, DANTE, Esnet, Internet2,
IPFNET,
NTT,
Renater, Singren, Sprint, SURFnet, vBNS, WIDE.
IANA
sebagai lembaga tertinggi untuk pembagian Internet Resource telah
mengalokasikan IPv6
resource
ke 3 Regional Internet Registries (RIR), dengan perincian sebagai
berikut:
1.
APNIC : 2001:0200::/23
2.
ARIN : 2001:0400::/23
3.
RIPE NCC : 2001:0600::/23
Pada
saat ini terdapat 3 Regional Internet Registries (RIR) yang telah
mengalokasikan 49 allocate
IPv6
dengan perincian sebagai berikut :
1.
APNIC telah mengalokasikan 19 allokasi IPv6.
2.
RIPE NCC telah mengalokasi 21 allokasi IPv6.
3.
ARIN telah mengalokasikan 9 allokasi IPv6.
APNIC
Asia
Pacific Network Information Centre (APNIC) adalah Regional Internet
Registry untuk kawasan Asia Pasifik.
APNIC
menyediakan jumlah alokasi sumber daya dan layanan registrasi yang
mendukung operasi global Internet. Ini adalah bukan untuk mencari
keuntungan, organisasi berbasis keanggotaan yang anggotanya termasuk
Internet Service Provider, Internet Registries Nasional, dan
organisasi serupa.
APNIC
fungsi utama adalah:
*
Mengalokasikan IPv4 dan IPv6 address space, dan Autonomous System
Numbers
*
Memelihara Database Whois publik untuk wilayah Asia Pasifik
*
Reverse DNS delegasi
*
Mewakili kepentingan komunitas internet Asia Pasifik di panggung
global
Pertemuan
Kebijakan Terbuka
Setiap
tahun, APNIC mengadakan dua pertemuan kebijakan terbuka. Ini
memberikan kesempatan masyarakat untuk datang bersama-sama untuk
pengembangan kebijakan, pengambilan keputusan, pendidikan, pertukaran
informasi, dan jaringan - baik profesional dan sosial. Kebijakan
Terbuka pertama setiap tahun Rapat diselenggarakan sebagai jejak
konferensi Asia Pacific Regional Internet Conference on Operational
Technologies (APRICOT), dan yang kedua adalah sebagai standalone
diadakan pertemuan. Pertemuan diadakan di berbagai lokasi di seluruh
Asia Pasifik dan sering melibatkan unsur-unsur budaya ekonomi negara
tuan rumah.
Pelatihan
APNIC
APNIC
mengadakan beberapa kursus pelatihan di berbagai lokasi di seluruh
wilayah. Kursus-kursus ini dirancang untuk mendidik peserta untuk
mahir mengkonfigurasi, mengelola dan memberikan layanan internet
mereka dan infrastruktur dan untuk menerima praktek-praktek terbaik
saat ini.
Whois
database
Database
Whois APNIC detail dari registrasi berisi alamat IP dan nomor AS
awalnya dialokasikan oleh APNIC. Ini menunjukkan
organisasi-organisasi yang memegang sumber daya, di mana alokasi
dibuat, dan rincian kontak untuk jaringan. Organisasi yang memegang
sumber daya yang bertanggung jawab untuk memperbarui informasi mereka
dalam database. Basis data dapat dicari dengan menggunakan antarmuka
web pada situs APNIC, atau dengan mengarahkan klien whois Anda
whois.apnic.net (misalnya, whois-h whois.apnic.net 203.37.255.97).
Sejarah
APNIC
didirikan pada tahun 1992 oleh Asia Pasifik Koordinator Komite
Penelitian Intercontinental Networks (APCCIRN) dan Asia Pacific
Engineering and Planning Group (APEPG). Kedua kelompok itu kemudian
digabung dan berganti nama menjadi Kelompok Jaringan Asia Pasifik
(APNG). Ini didirikan sebagai sebuah proyek percontohan untuk
memberikan ruang alamat seperti yang didefinisikan oleh RFC-1366, dan
juga mencakup singkat yang lebih luas: "Untuk memfasilitasi
komunikasi, bisnis, dan budaya dengan menggunakan teknologi
internet".
Pada
tahun 1993, APNG menemukan mereka tidak mampu menyediakan payung
formal atau struktur hukum untuk APNIC, dan jadi pilot proyek ini
menyimpulkan, tetapi APNIC terus eksis secara independen di bawah
kekuasaan IANA sebagai 'proyek sementara'. Pada tahap ini, APNIC
masih tidak memiliki hak-hak hukum, keanggotaan, dan struktur biaya.
Pada
tahun 1995, pelantikan diadakan pertemuan APNIC di Bangkok. Ini
adalah pertemuan dua hari, dijalankan oleh para relawan, dan bebas
untuk hadir. Sumbangan sukarela dicari sesuai dengan ukuran
organisasi, mulai dari $ 1.500 untuk 'kecil', melalui ke $ 10.000
untuk 'besar'. Tiga anggota jenis didefinisikan oleh APNIC-001: ISP
(lokal IR), Enterprise, dan Nasional.
1996
melihat struktur biaya yang layak diperkenalkan, pembentukan
keanggotaan, dan penyelenggaraan pertemuan APRICOT pertama.
1997
Pada saat tiba, itu menjadi semakin jelas bahwa APNIC lingkungan
setempat di Jepang membatasi pertumbuhan - misalnya, staf
terbatas pada anggota 4-5. Oleh karena itu, perusahaan konsultan KPMG
dikontrak untuk menemukan lokasi yang ideal di kawasan Asia Pasifik
untuk APNIC markas baru.
Untuk
alasan-alasan seperti infrastruktur stabil, rendahnya biaya hidup dan
operasi, dan keuntungan pajak bagi organisasi keanggotaan, Brisbane,
Australia dipilih sebagai lokasi baru, dan relokasi selesai antara
bulan April dan Agustus, 1998, sambil tetap menjaga seluruh operasi
terus-menerus.
Pada
tahun 1999, relokasi itu selesai, krisis ekonomi Asia berakhir, maka
mulai periode konsolidasi untuk APNIC - masa pertumbuhan
berkelanjutan, pengembangan kebijakan, dan penciptaan dokumentasi dan
sistem internal.
Sejak
itu, APNIC telah terus tumbuh dari awal yang sederhana ke anggota
lebih dari 1.500 di 56 ekonomi di seluruh wilayah dan sekretariat
dari sekitar 50 anggota staf yang terletak di kantor pusat di
Brisbane, Australia.
Proses
pengembangan kebijakan
Kebijakan-kebijakan
APNIC dikembangkan oleh keanggotaan dan lebih luas komunitas
internet. Media besar untuk pengembangan kebijakan adalah
face-to-face Pertemuan Kebijakan Terbuka, yang diadakan dua kali
setiap tahun, dan milis diskusi.
AfriNIC
AfriNIC
(African Network Information Center) Regional Internet Registry untuk
Afrika, AfriNIC yang berkantor di Ebene City Mauritius, Untuk
sementara diakui oleh ICANN pada 11 Oktober 2004,dan menjadi
fungsional operasional pada 22 Februari 2005.Itu diakui oleh
ICANNpada bulan April 2005. Sebelumnya, alamat IP untuk Afrika
didistribusikan olehAPNIC, ARIN, dan RIPE NCC. AfriNIC telah
dialokasikan alamatIPv4 blok 41.0.0.0 / 8, 196.0.0.0 / 8 dan
197.0.0.0 / 8 dan IPv6 blok 2c00:: /12 dan 2001:4200:: / 23. Adiel
AKPLOGAN, sebuah Togo Nasional, adalah CEOregistri.
Negara-negara
di wilayah layanan AfriNIC adalah :
- Aljazair
- Angola
- Benin
- Botswana
- Burkina Faso
- Burundi
TRACE
TRACE ROUTE
Traceroute merupakan perintah untuk melihat jalur akses
ke lokasi yang kita tuju. Di beberapa operating system perintah
traceroute berbeda-beda. Untuk Windows XP/2000 digunakan
perintah tracert [tujuan] contoh:
tracert yahoo.com.
Perintah tracert yakni
mempelajari rute yang digunakan ke alamat tujuan. Ia menggunakan
paket IP dengan UDP sebagai transport layer protocol, dengan nilai
TTL yang dimulai dengan 1 dan kemudian dinaikkan sebanyak 1 pada
pesan berikutnya. Hasilnya adalah router yang menangani mendapatkan
bahwa TTL telah lewat dan mengirim pesan ICMP Time Exceeded ke
pengirim paket, yaitu router tempat perintah trace dijalankan.
Alamat asal paket Time Exceeded mengidentifikasi setiap
router pada jalur. Dengan mengirim paket berturut dengan TTL=2,
kemudian 3, dan seterusnya, pada akhirnya paket diterima oleh host
tujuan. Host kemudian memberi pesan ICMP Port Unreachable, yang
memberitahu perintah trace bahwa host tujuan telah dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar